KUMPULAN MATERI KULTUM

Tentang Bahaya Sifat Riya’

Apa itu riya’? Mengapa riya’ sangat berbahaya?
Pada kesempatan kali ini, akan kita bahas masalah riya’, yang sering kali kita tidak menyadari jika dalam hati kita tersembunyi sifat riya’.
Pengertian riya’ secara bahasa berarti memperlihatkan atau memamerkan.
Secara istilah, riya’ adalah memperlihatkan sesuatu kepada orang lain, baik barang maupun perbuatan mulia yang dilakukan dengan maksud agar orang lain melihatnya dan akhirnya memujinya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah melarang perbuatan riya’,
مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللهُ بِهِ، وَمَنْ يُرَاءِ يُرَاءِ اللهُ بِهِ
“Barang siapa (berbuat baik) karena ingin didengar orang lain (sum’ah), maka Allah akan memperdengarkan kejelekannya kepada orang lain. Barang siapa (berbuat baik) karena ingin dilihat oleh orang lain (riya’), maka Allah akan memperlihat kejelekannya kepada orang lain.” (HR Bukhori)

Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, maka bertambah besar pula peluang riya’ akan menghinggapi seseorang.
Adanya media sosial yang semakin menyebar di kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa, ternyata mengandung bahaya besar yang dapat menyebabkan riya’.
Kecenderungan orang yang bermain media sosial (Facebook, Instagram, Twitter, dll) adalah menulis atau memposting kegiatan apa saja yang mereka lakukan.
Bahayanya adalah ketika mereka sampai memposting kegiatan ibadah mereka. Karena tanpa disadari, hal ini termasuk perbuatan riya’.
Hakikat riya’ adalah memperlihatkan amalan ibadah kepada orang lain, sedangkan media sosial apapun sifatnya adalah sebagai alat untuk menyebarkan postingan apa pun yang diunggah oleh pemiliknya.
Maka dari itu, kita perlu hati-hati dalam melakukan segala hal. Jangan sampai amal ibadah kita bercampur dengan riya’.
Karena akan rugi jika amalan kita terhapus pahalanya hanya gara-gara dalam hati kita terbersit rasa ingin dilihat orang lain.

Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa 3 golongan yang pertama kali masuk neraka adalah;
Pertama, Orang yang berjihad bukan karena Allah.
Mereka adalah oranh yang mati berperang di jalan Allah, namun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh dalam membela agama Allah, mereka hanya ingin sebagai pejuang atau orang yang gagah berani saja.
Kedua, Orang berilmu dan pembaca Al-Qur’an.
Maksudnya di sini adalah mereka yang memiliki ilmu dan berharap agar disebut sebagai orang yang alim dan pembaca Al-Qur’an tersebut adalah mereka yang pandai membaca Al-Qur’an dan berharap dirinya disebut orang-orang sebagai qari’ atau hafiz.
Ketiga, Orang yang bersedekah tetapi mengharap pujian.
Mereka ini adalah yang mengeluarkan hartanya untuk bersedekah, namun mereka melakukannya hanya karena ingin dianggap sebagai orang yang dermawan, murah hati, dan penyantun.
Ketiga golongan inilah yang nantinya akan masuk neraka pertama kali. Hanya karena amalan mereka ingin dilihat orang lain, maka nerakalah tempatnya.

Sifat riya’ adalah sifat yang berbahaya, karena keberadaannya yang sering tidak disadari oleh pelakunya.
Dari sifat inilah, akan menimbulkan beberapa akibat, di antaranya;
1. Riya’ lebih sangat merusak daripada serigala yang menyergap domba.
2. Amal Shaleh akan hilang pengaruh baiknya dan tujuannya yang besar bila disertai riya’.
3. Riya’ akan menghapus dan membatalkan amal shaleh.
4. Riya’ adalah syirik khafi (tersembunyi).
5. Riya mewariskan kehinaan dan kerendahan.
6. Pelaku riya’ tidak akan mendapat ganjaran di akhirat.

Itulah sedikit ulasan mengenai bahaya sifat riya’ jika ada di dalam diri manusia. Semoga Allah selalu menjaga diri kita dari sifat riya’ yang tercela. Amin.


Tentang Syukur

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Al-Hamdulillah, Bulan Suci yang kita nanti-nantikan telah tiba. Al-Hamdulillah, Allah Swt telah memberikan nikmat umur kepada kita, sehingga kita masih dapat menikmati bulan yang penuh berkah ini.
Al-Hamdulillah, kita telah mulai Shalat Taraweh / Qiyamullail yang tenang dan khusyu’ tadi malam, dan kita telah mulai membaca Juz pertama dari Al-Qur’an yang mulia, kita telah mulai ibadah shaum yang wajib ini dan menikmati dzikir dan do’a yang khusyu’ pada hari yang sangat istimewa ini.
Bahagia hati ini menyaksikan Ummat Islam beramai-ramai memenuhi Masjid dan Mushallah, tak terkecuali anak-anak pun turut memadati rumah-rumah Allah.
Bahagia hati ini berkumpul dengan Isteri / Suami, anak-anak dan seisi rumah di hadapan hidangan sahur. Kita sahur bersama dengan suka cita dan bahagia.
Bahagia hati ini shalat shubuh berjamaah dengan menyertakan Isteri / Suami dan putera / puteri.
Al-Hamdulillah, terima kasih Ya Allah.. Kami bersyukur kepada-Mu atas nikmat Iman yang Engkau karuniakan kepada kami. Dengan iman inilah, kami dapat menikmati semua pemberian-Mu ya Allah.
Dengan iman inilah kami dapat bahagia dengan Bulan suci Ramadhan, kami dapat gembira dengan Ibadah, Tilawah, Dzikir dan Do’a.
Dengan Iman, berkumpulnya ummat Islam di masjid menjadi pemandangan yang sangat indah, sangat menyenangkan, Subhanallah.
Kami yakin bahwa tanpa Iman, kami pasti sesat. Tanpa iman hati kami pasti keras, ibadah terasa sangat berat, tak ada cinta kepada-Mu, tak ada takut kepada-Mu, tak ada harapan kepada-Mu.
Lalu kepada siapa kami bergantung selain kepada-Mu.
Ya Allah.. terima kasih atas nikmat Iman, Ya Allah..
Kami bersyukur atas nikmat Iman.
Kami merasa mulia dengan nikmat Iman.
Dan kami yakin bahwa nikmat inilah pemberian Allah yang paling mahal.
Nikmat inilah modal satu-satunya yang kami miliki untuk hidup tenang, bahagia, damai, mulia, kuat dan selamat di dunia dan di Akhirat. Allahu Akbar.
Mari kita renungkan Firman Allah Swt dalam surah Al-Hujurat (49):7,8 dan 17.
Pada siang hari yang penuh berkah ini kita sedang lapar, haus, dan lelah, tapi semoga kita semua bahagia.
Kebahagiaan itulah berkahnnya Ibadah. Kita bahagia karena kita yakin bahwa kita berada di jalan Allah Swt, jalan keselamatan dan kemuliaan, kita bahagia kerena kita yakin bahwa Allah Swt pasti mengampuni dosa-dosa kita yang sungguh amat sangat banyak sekali itu.
Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَلهَ ُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
“ Siapa yang berpuasa atas dasar iman dan keikhlasan pasti diampuni
seluruh dosanya yang telah lalu”. (HR. Imam Al-Bukhari).
Kita bahagia dengan Ibadah Puasa karena kita yakin bahwa ibadah puasa ini memperberat timbangan kebaikan kita nanti di hari akhirat, kita juga yakin bahwa orang yang sedang berpuasa itu do’anya dikabulkan oleh Allah Swt.
Kebahagiaan inilah yang kita syukuri. Nikmat iman inilah yang kita syukuri. Amal ibadah inilah yang kita syukuri.
Kita bersyukur karena kita beriman, kita beribadah karena kita bersyukur. Kita bersyukur karena ibadah kita membahagiakan kita …
Al-Hamdulillah.
Kebahagiaan kita dengan ibadah dan amal shaleh itulah barometer efektifitas ibadah kita. Disitulah berkah dan kesuksesan amal shaleh kita.
Penghayatan kesyukuran atas segala nikmat Allah Swt, itulah yang mendorong kita secara kuat untuk rajin beribadah, efektif beramal shaleh, lari dari dosa, sangat takut dari pelanggaran.
Dan penghayatan kesyukuran inilah yang membuat semua ibadah itu terasa nikmat, indah membahagiakan sehingga kita benar-benar mendapatkan manfaat, khasiat dan berkahnya.
Mungkin inilah seberkas cahaya hikmah dari jaminan Allah yang berjanji pasti :
“ Jika kamu bersyukur, aku pasti menembahkannya kepadamu. Dan jika kamu ingkar, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Q.S Ibrahim (14) : 7.
Yakin bahwa kesyukuran itu rahasia kebahagiaan.
Dan mungkin ini pula satu dari sekian banyak penyebab kesusahan, yaitu : Tidak bersyukur. Allah Swt berfirman :
“ Sangat sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur” Q.S. Saba (24): 13.
Dan mungkin ini pula hikmahnya Allah Swt mengajarkan kepada kita untuk berdo’a:
رَبِّ أَوْزِعْني أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَليَ وَعَلىَ وَالِدَيَّ
وَأَنْ أَعْمَلَ صَالحِاً تَرْضَاه وَأَدْخِلْني بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادك الصَّالِحِيْن
“ Wahai Tuhanku, berikanlah ilham kepadaku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang Engkau telah berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku. Dan agar aku melakukan amal shaleh yang Engkau ridhai. Dan masukkanlah aku dengan Rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh. Amin..
Selain itu Rasulullah Saw mengajarkan pula do’a memohon syukur yang dianjurkan untuk dibaca setiap selesai shalat Fardhu :
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلىَ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“ Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir kepada-Mu, untuk mensyukuri-Mu dan untuk memperbaiki Ibadah kepada-Mu”.
Allahumma Amin..
والحمد لله رب العالمين



Tentang Hari Akhirat

Salah satu rukum iman yang wajib diimani oleh setiap muslim adalah beriman kepada hari akhirat.
Hari akhirat atau hari kiamat adalah hari dimana bumi ini hancur dan kehidupan akan berlanjut ke alam yang lain dimana hanya ada surga dan neraka.
Hari kiamat adalah hari yang dahsyat sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an di banyak ayat dan juga telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits-haditsnya.
Pemahaman akan hari akhirat sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap keimana dan semangat seorang muslim dalam beramal.
Karena itulah, seorang muslim mesti mempelajari dan merenungi hal-hal yang terkait dengan hari akhirat.
Peringatan Hari Akhirat
Sadarilah bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Semua yang hidup hanyalah menumpang dan pasti akan meninggal dunia. Dunia hanyalah tempat untuk beramal untuk bekal kehidupan akhirat.
Jangan terpesona dengan kehidupan dunia yang fana ini, sehingga lalai dari tugas dan kewajiban menyembah Allah Azza Wajalla Rabb segala sesuatu.
Betapa banyak peringatan dari Allah Ta’ala dan rasulnya akan hinanya kehidupan dunia.
Ingatlah, kematian pasti menjemput setiap yang hidup. Renungkanlah, peristiwa yang akan menyusulnya saat semua manusia dikumpulkan pada suatu tempat yakni padang mahsyar untuk diadili.
Renungkanlah, bagaimana nanti keadaan kita saat ajal datang menjemput.
Saat dimana segala hal yang ada disekitar akan ditinggalkan seperti keluarga, rumah, harta dan teman-teman yang selama ini kita banggakan.
Lalu, setelah itu ditimbun dalam kuburan yang sempit seorang diri dan hanya ditemani oleh amal perbuatan selama hidup di dunia.
Sudahkah kita menyiapkan amal sholeh yang akan menjadi penyelamat di alam kubur dan pada hari pengadilan nanti?
Kematian merupakan hal yang pasti akan dialami oleh tiap-tiap yang bernyawa. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah Azza Wajalla dalam firmannya dalam surat Ali Imran. Allah Ta’ala berfirman:
Pencabutan Nyawa Orang Sholeh Dan Orang Zholim
Pencabutan nyawa orang-orang sholeh dilakukan dengan lembut dan nyawanya pun keluar dengan mudah.
Lalu setelah itu, nyawa yang telah keluar dari jasad tersebut diberi wewangian dari surga.
Kemudia Malaikat pencabut nyawa membawa ruh itu ke hadapan Rabb dan para penghuni langit yang dilewatinya semuanya memujinya dan memanggilnya dengan nama yang terbaik.
Hal ini telah diceritakan panjang lebar dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam riwayat Barra’ bin Azib.
Ingatlah, saat dimana sangkakala ditiup pertama kali dan semua yang ada di bumi maupun di langit meninggal, kecuali yang dikehendaki oleh Allah Ta’ala.
Lalu kemudian sangkakala ditiup untuk kedua kalinya dan semua makhluk bangkit lagi, mulai dari manusia yang pertama sampai yang manusia yang terkhir.
Pada saat itu, manusia dibangkitkan dalam keadaan telanjang dan tidak beralas kaki.
Pada saat itu, setiap orang akan sibuk dengan urusannya masing-masing menunggu pengadilan sang Maha Adil dan tidak akan ada lagi yang peduli dengan urusan orang lain.
Renungan Hari Akhir
Setiap muslim hendaknya merenungi hariyang dahsyat ini, saat semua manusia diumpulkan di satu tempat untuk mempertanggung jawabkan amalnya selama hidup di dunia.
Hari akhirat adalah awal dari kehidupan yang hakiki, dimana keadan setiap orang sesuai dengan amalnya selama hidup di dunia.
Orang-orang bertakwa akan hidup dalam kebahagiaan dan orang-orang kafir serta orang yang selalu mengerjakan kemaksiatan akan hidup dalam kesengsaraan yang sangat pedih.
Orang bertakwa akan dimasukkan ke surga yang penuh dengan kenikmatan. Adapun orang kafir fan orang fasik akan dimasukkan ke neraka yang penuh dengan kesengsaraan.
Semoga kita termasuk orang bertakwa dan dikumpulkan bersama orang-orang sholeh di akhirat kelak dan dijauhkan dari pedihnya siksa neraka. Amin.


Tentang Dzikir Kepada Allah

Materi ini adalah upaya untuk memandu ummat untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan Dzikrullah, sebagai salah satu bentuk pengembangan kepribadian muslim.
Urgensi Materi :
Materi ini dipandang penting untuk dikaji bersama, berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain:
1.Dzikrullah adalah kewajiban setiap muslim. (Q.S. Al-Ahzab (33): 41-42.
2.Dzikrullah adalah kebutuhan setiap muslim untuk ketenangan hati dan kebahagiaan hidup. (Q.S. Ar-Ra’d (13): 28.
3.Dzikrullah memerlukan pemahaman yang benar, penghayatan yang selalu meningkat serta pengamalan yang berkesinambungan.
Pokok-Pokok Materi :
1. Pengertian Dzikrullah.
Dzikrullah berarti : Mengingat Allah , menyebut nama Allah, dan juga berarti peringatan Allah (Al-Qur’an).
2. Dzikrullah Adalah Amal Saleh Yang Sangat Mulia. (Q.S. Al-Ahzab (33): 35.
Sabda Rasulullah SAW – Allah Ta’ala berfirman :
“ Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepadaKu. Aku bersamanya (dengan ilmu dan rahmat) bila ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia menyebut namaKu dalam satu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila ia mendekat kepadaKu sejengkal, niscaya Aku mendekat kepadanya sehasta, jika ia mendekat kepadaKu sehasta, niscaya Aku mendekat kepadanya sedepah. Dan jika ia datang kepadaKu dengan berjalan (biasa), niscaya Aku mendatangnya dengan berjalan cepat”. (H.R. Bukhari & Muslim )
3. Bentuk-Bentuk Dzikrullah :
a. Dzikir dalam shalat
b. Dzikir dalam Haji dan Umrah.
c. Dzikir sesudah Shalat.
d. Dzikir Pagi dan Sore.
e. Dzikir Munasabat (keadaan)
f. Dzikir Tahlil 100 kali sehari.
g. Dzikir Tasbih 100 kali sehari.
h. Dzikir Istighfar 100 kali sehari.
i. Dzikir Shalawat min. 20 kali sehari.
j. Tilawah Al-Qur’an.
k. Dzikir Hauqalah (Lahaula Walaquwwata Illa Billahi).
l. Dzikir Mutlaq (Al-Bagiyat As-shalihat : Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar Lailahaillalah).
4. Pembagian Dzikrullah :
a. Dzikir Billisan (Dzikir dg lidah). Dengan mengucapkan kalimat-kalimat Thayyibah.
b. Dzikir Biilqalbi (Dzikir Dlm hati), Yaitu dengan merenungkan keAgungan Allah pada ciptaanNya.
c. Dzikir Billisan Wal Qalbi (Dzikir yang memadukan antara lisan dan qalbu), lisan yang mengucapkan dan hati yang menghayatinya.
5. Kiat-Kiat Penghayatan Dzikrullah :
a. Pemahaman Arti kalimat-kalimat Dzikir.
b. Mengahadirkan keyakinan bahwa Allah sedang melihat dan mendengar kita.
c. Menghadirkan keyakinan bahwa Dzikir yang kita lakukan ini adalah solusi segala problem kita dan rahasia kebahagiaan kita.
d. Menghadirkan rasa cinta kepada Allah, Rasa takut pada murkaNya, rasa harap pada pertolonganNya.
e. Mematuhi aturan-aturan Dzikrullah dan menerapkan Adab-adabnya.
6. Aspek Pengamalan Dzikrullah :
a. Orientasi pada Dzikir yang Ma’tsur (bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah), tinggalkan yang tidak Ma’tsur yang Ma’tsur sudah sangat banyak tidak perlu ditambah dengan yang lain.
b. Programkan peningkatan Dzikir setiap pekan. Tambah dan tambah selalu Dzikir anda. Pasti bahagia.
c. Milikilah min. 1 buku Dzikir yang Ma’tsur, lalu amalkan dengan penuh semangat, sebagai contoh buku kumpulan Do’a dari Al-Qur’an dan As-Sunnah oleh Syaikh Said Bin Ali Al-Qahtaniy.
d. Sangat baik jika kita membiasakan diri untuk Dzikir menjelang subuh, sesudah Subuh, dan menjelang Maghrib.
e. Sangat baik jika kita membiasakan diri untuk selalu dalam keadaan ada wudhu’ karena hal itu sangat kondusif untuk memperbanyak Dzikir dan menyambung hari dengan Allah.
7. Kendala –Kendala Dzikrullah Dan Solusionya :
a. Gemar melakukan dosa
b. Terlalu sering lalai (lupa Allah)
c. Sangat sibuk mencari nafkah (kelelahan dan tidak ada waktu).
d. Pengamalan dzikir yang tidak berkhasiat.
e. Sikap arogan, apriori dan fanatisme golongan (hati yang jeras)
Tawaran Solusi :
a. Membangun kesadaran akan kelemahan sdan keterbatasan kita sebagai manusia yang sangat bergantung kepada Allah yang Maha Kuasa dan Maha Pemurah.
b. Membangun keyakinan pada manfaat-manfaat dzikrullah.
c. Membangun kesadaran aka pentingnya renungan-renungan pribadi yang serius dan menghadiri majelis ta’lim yang terpadu.
d. Membiasakan diri untuk memenej waktu yang baik.
e. Memaksakan diri untuk setiap kebaikan, untuk sebuah pembinaan yang positif.
Ingat !! tidak ada perubahan tanpa pemaksaan diri !.
f. Mengingat kematian sebagai upaya untuk membangun kesadaran.
Aplikasi Materi
Setelah mengikuti materi ini, sangat diharapkan ada berkah Allah yang turun kepada kita semua sehingga kita benar-benar termotovasi untuk mengamalkan hal-hal yang benar dari materi ini.
Untuk itu diusulkan program berikut ini :
1. Hadirkan niat Iklash selalu dalam setiap aktivitas.
2. Jauhkan sikap arogan, apriori dan fanatisme golongan. Tolak ukur kebenaran bagi kita hanyalah Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sahih
3. Yakinkan bahwa bacaan Shalat kita sudah sesuai dengan sunnah. Lalu yakinkan bahwa kita sudah menguasai artinya.
4. Mari membiasakan diri untuk menyempurnakan Dzikir Ba’da Shalat.Jangan tergesa-gesa !.
5. Kapan Ada niat untuk berdzikir, lakukan segera, jangan ditunda ! (kecuali pada saat dikamar mandi).
Selamat Berdzikir Ma’tsur. Selamat Berbahagia.
Sukses selalu untuk kita. Amiin.
Wallahu A’lam . Wallahu Muwaffiq. Alhamdulillahi Rabbilalamin.


Ibadah Tujuan Hidup Kita

Pengertian Ibadah
Ibadah menurut syari’ah berarti : Penghambaan diri kepada Allah secara mutlak dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, sesuai dengan syari’ah Islam.
Urgensi Ibadah
1. Ibadah adalah tujuan penciptaan manusia.
Lihat QS : 51 : 56 – 58
2. Ibadah adalah inti dari Agama Allah swt.
Lihat QS : 98 : 5
3. Ibadah adalah hakikat kebebasan yang hakiki.
Lihat QS : 39 : 29
4. Derajat “Hamba Allah” adalah satu kemulian dari Allah. Hanya dapat diraih dengan Ibadah .
Lihat QS : 17 :1
QS : 25 : 63-76
5. Ibadah adalah jalan kebahagian dan keselamatan .
Lihat QS : 37 : 38-49
Para Ulama Membagi Ibadah Terbagi Menjadi Dua Bentuk Utama
1. Ibadah mahdhah / khasshah ( khusus )
2. Ibadah Ammah ( Umum )
Ibadah mahdhah adalah ibadah ritual seperti shalat, shaum, zakat, haji.
Syarat-syarat ibadah mahdhah, ada dua
1. Ikhlash
2. Mutaba’ah ( ikut pada sunnah Rasulullah saw )
Ibadah Ammah adalah seluruh prilaku muslim pada seluruh aspek kehidupan yang memenuhi syarat berikut :
1. Ikhlash
2. Muwafaqoh ( sesuai dengan syari’ah islam ) QS : 6 162-163
Upaya Menuju Ibadah
1. Meningkatkan pemahaman terhadap arti syarat, konsekuensi dan refleksi Ibadah, dari al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. Meningkatkan kesadaran akan posisi kita sebagai hamba yang harus mengabdi hanya kepada Allah.
3. Berusaha untuk membentuk pergaulan yang mendukung peningkatan Ibadah.
4. Memperbanyak rencana-rencana positif berniat ikhlash diawal / ditengah pekerjaan kebaikan yang kita kerjakan.
5. Membuat planning dan proritas peningkatan Ibadah.
6. Memperbanyak renungan terhadap hakikat kehidupan dan kematian.
• Bahwa hidup ini akan berakhir dengan kematian itu telah menjadi keyakinan kita semua
• Bahwa setelah kita mati, kita akan hidup kembali, itupun bagian penting dari Aqidah kita.
• Mengapa kita masih sering lalai beribadah?
• Mengapa pula kita sering membangkan terhadap ajaran Allah ?
• Pantaskah kondisi ini kita biarkan begitu saja ?
• Lalu apa yang harus kita lakukan ?
• Jawabannya sudah jelas ?
• Nah, jangan ditunda lagi, sebelum menyesal !


Comments

Popular posts from this blog

cara reset android